hari ini, 2 Mei 2009, aku dan 4 orang temanku berwisata budaya di daerah Sleman sebelah timur. Rencana awal untuk survey tempat buat acara minggu depan, tapi akhirnya jadi piknik bersama.
Perjalanan dimulai dari ring road utara pukul 8 pagi. Kita menuju daerah wisata Candi Ratu Boko (dari Candi Prambanan ke arah selatan, arah ke Piyungan). Jam 9 kurang beberapa menit kalau tidak salah, kita sampai di tempat tujuan. Ternyata daerah itu adalah daerah tempat salah seorang temanku dulu KKN (kuliah kerja nyata). Candi pertama yang kita datangi adalah Candi Barong.
Candi Barong, sebuah candi Hindu (dilihat dari relief dan bentuk puncak candinya), memiliki dua bangunan candi yang kokoh berdiri di atas sebuah bukit. Jadi untuk menuju candi ini kita harus menaiki bukit, yang menurutku cukup membuat lelah juga, tapi karena masih pagi jadi semangat masih tinggi meskipun belum sempat sarapan. Ternyata perjalanan yang melelahkan terobati juga setelah sampai di tempat candi berdiri. Dari tempat itu kita bisa melihat pemandangan sekitar yang sungguh tidak mengecewakan. kita bisa melihat Merapi di sebelah utara, kota Yogya di sebelah timur, Pegunungan Kidul di sebelah selatan, serta matahari dan dedaunan hijau di sebelah timur. Setelah puas beristirahat dan menikmati tempat itu dan tidak lupa untuk berfoto bersama, kita kembali menuruni bukit untuk melanjutkan perjalanan.
Candi Banyunibo, candi kedua yang kita kunjungi, ternyata merupakan sebuah candi tunggal di tengah daerah pesawahan di selatan dusun tempat kami berkunjung. Sebuah candi Budha yang dikelilingi taman. Namun karena bersamaan dengan rombongan anak-anak dari sebuah SD, yang jumlahnya mungkin sepuluh kali lipat dari jumlah kita berlima, kita memutuskan untuk tidak masuk ke area wisata tersebut. Kita melanjutkan perjalanan kita ke daerah yang lebih ke selatan lagi.
Candi Ijo, candi ketiga yang kita kunjungi, merupakan candi Hindu yang terletak di atas bukit yang lebih tinggi, namun lebih mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor. Di lokasi ini kita menjumpai tiga bangunan candi, satu candi yang besar dan dua candi dengan ukuran lebih kecil. Di tempat yang ketiga ini kita hanya melepaskan lelah, berfoto dan bercanda saja. setelah dirasa cukup, kita kembali melanjutkan perjalanan ke daerah lebih selatan lagi.
"Rumah Teletubis", tempat berikutnya yang akan kita datangi. Kata temanku Iin, tempat itu disebut begitu karena bangunannya seperti rumah yang ada di kartun teletubis. Perjalanan menuju kesana merupakan perjalanan paling jauh, ditambah dengan acara nyasar berkali-kali juga. Namun akhirnya sampai juga, meskipun sedikit rasa kecewa di hati kami. Ternyata, daerah itu adalah perumahan baru dengan bentuk bangunan rumah seperti rumah teletubis. Daerah pemukiman yang merupakan bantuan dari pihak luar untuk para korban gempa Yogya 3 tahun yang lalu. Tapi meskipun kecewa, kita tetap bersyukur karena diberi kesempatan untuk melihatnya.
Tujuan terakhir adalah bersilaturahmi ke rumah pak dukuh, tempat Iin dulu KKN. Karena tuan rumah sedang tidak ada, jadi kita memutuskan untuk sekalian ke Komplek Candi Boko. Namun, Adit, Hawwin, Nara, tiga orang temanku harus pulang terlebih dahulu karena ada acara. Akhirnya aku dan Iin saja yang ke Candi Boko dan bersilaturahmi ke rumah Pak Kirno, pak dukuh yang dimaksud tadi.
Di Candi Boko, kita berdua cuma jalan-jalan aja melihat tempat yang sesuai untuk acara besok dan bertanya pada petugas. Oya, sempat melihat Merapi dan kota Yogya dari atas lagi. Satu hal yang membuat kami berteriak dan memacu adrenalin kita adalah saat kita menuruni tangga di bumi perkemahan. Saat sedang asyik berjalan dan ngobrol, tiba-tiba ada ular sebesar lengan melintas dan memotong jalan di depan kita. Beruntung kita berjalan pelan-pelan sambil membalas sms dari Adit, kalau tidak kita mungkin tidak akan bisa melihat ada ular di depan kita.
Pukul 3 sore, setelah cukup bersilaturahmi di rumah Pak Kirno, sambil makan siang juga (jadi merepotkan ternyata), aku dan Iin pun berpamitan untuk pulang ke Yogya lagi.
Hari ini banyak pengalaman yang aku peroleh. Ternyata masih banyak cagar budaya di daerah yang belum pernah aku datangi ini. Mendengarkan cerita seru tentang pengalaman seorang Pak Kirno di waktu mudanya dulu. Mendapat pengalaman untuk lebih berhati-hati terhadap bahaya yang dapat muncul kapan dan dimana saja. Dan yang terakhir adalah pengalaman dari alam di sekitar yang mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dengan menjaga dan mencintainya.
Thank's for Aditya Asyhar, Nur Hawwin, Nara Perdana Wijaya, dan Indrawati Kurnia, yang telah mengajakku untuk menikmati pengalaman baru di daerah Cepit, Bokoharjo, Sleman, DIY dan daerah sekitarnya. Maturnuwun kagem Bapak Kirno dan ibu sekeluarga, atas es teh pelepas dahaga dan makan siangya serta pengalam hidup yang akan bermanfaat bagi kami di masa yang akan depan.
02 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar